Allan Jacobs
Bermula dari titik tempuh Ayam Goreng Karawaci (scene satu), yang terletak di jalan raya Gading Serpong,perjalanan dimulai menuju kearah lampuh merah gading serpong, suasana yang dirasakan adalah ketidaknyamanan saat berjalan, banyak factor penyebab ketidaknyamanan, berdasarkan prinsip Alan Jacobs Pun tidak diterapkan disini, mulai dari tidak adanya kenyamanan, tidak adanya zebra cross,tidak adanya peneduh (pohon) hingga selokan yang dibiarkan terbuka begitu saja sampai parker kendaraan yang menempati jalur pejalan kaki.
Beberapa kali saya melewati jalur tersebut untuk membeli makanan dan tidak perna merasa aman yang tidak hanya dikarenakan seperti yang tertulis di atas, melainkan dari tatak ramah orang-orang sekitar, dan juga banyak space yang sempit dan digunakan sebagai tempat ngetem bagi para angkutan umum maupun ojek pangkalan.
Fasilitas yang menurut saya lumayan menunjang adalah jembatan penyebrangan, namun banyak orang yang menyebrang tidak menggunakan jalur jembatan laying,ketika ditelusuri ternyata memang tidak adanya pemikat dari jembatan laying tersebut untuk digunakan, dikarnakan sempitnya akses menuju ke jembatan oleh pangkalan ojek dan sampah yang berserakan di sepanjang jalur jembatan laying tersebut.
Lanjut menuju jalan ke arah mall SOGO (scene kedua), berbeda jauh dengan jalur sebelumnya (jalan raya Gading Serpong), disini jalanan dirancang sedemikian rupa dan hamper memenuhi prinsip dari Alan Jacobs, dimana terdapat jalur pedestrian, jalur sepeda, ada ruang pemisah da nada pohon yang cukup rindang, membuat pejalan kaki nyaman saat berjalan di sekitar sana, rasa amanpun saya rasakan saat berjalan disana, namun ada yang mengganggu mata yaitu rusaknya fasilitas oleh public, ada jalur motor yang melinyas membelah antara jalan kendaraan menuju ke sebrang dengan melewati rumput dan pedestrian, yang membuat rumput dan pedestrian tersebut rusak dan berbekas jalur buatan.
Minimnya kesadaran akan pemeliharaan lingkungan buatan oleh orang-orang disekitar membuat fasilitas yang hamper memadahi menjadi rusak dan jelek.
Dan yang terakhir (scene ketiga) lanjut lurus terus dari jalur jembatan laying, kondisi pada malam hari sangatlah berbahaya, dikarnakan minimnya penerangan. Ketika berjalan disana pada malah hari pencahayaan paling terang didapat dari kendaraan bermotor, namun berbahaya karna jalur pedestrian yang tidak ada sehingga ketika kendaraan lewat, pejalan dapat mengalami kecelakaan (keserempet), karna gelap dan tida adanya batasan ruang perantara.
Kesimpulan dan saran
Apabila dibangun suatu kawasan kuliner atau perdagangan, sudah dipastikan memang diperlukannya lahan parker dan jalur pejalan, agar setiap orang yang terkait dapat merasakan kenyamanan dan keamanan. Memang tidak semua prinsip Alan Jacobs dapat diterapkan, namun untuk kondisi jalur yang saya lewati sangat penting diterapkannya prinsip dari Alan Jacobs. Tidak hanya itu, kesadaran pemeliharaan dari setiap individu sangat penting.