Arsitektur Romanesque, Gothic, dan Baroque
ARSITEKTUR ROMANESQUE, GOTHIC, DAN BAROQUE
Leonardo / 20162320002; Calvin Rinaldi Oktavius / 20162320004
Mahasiswa Arsitektur Universitas Matana
ARSITEKTUR ROMANESQUE
Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur Eropa abad pertengahan yang ditandai dengan semi-circular arches. Tidak ada konsensus untuk tanggal awal dari gaya ini, tapi diperkirakan sekitar abad ke-8 sampai ke-12 dimana kemudian beralih ke arsitektur Gothic yang ditandai dengan pointed arches. Menggabungkan fitur bangunan Romawi Kuno dengan Byzantium dan tradisi setempat, gaya arsitektur Romanesque dikenal dengan bentuknya yang masif, tembok-tembok tebal, round arches, pilar yang kokoh, groin vaults, menara-menara besar dan arkade yang dekoratif.
Bangunan Romanesque memiliki bentuk yang tegas, teratur, dan denah simetris. Secara keseluruhan tampilan bangunan terlihat sederhana jika dibandingkan dengan era Gothik yang muncul kemudian Contoh bangunan Romanesque dapat diketemukan di seluruh penjuru Eropa walaupun setiap daerah mungkin memiliki karakter dan material yang berbeda.
Karakteristik Bangunan Romanesque antara lain :
1. Dinding
Dinding bangunan Romanesque umumnya memiliki ketebalan yang masif dengan bukaan yang relatif kecil. Materialnya berbeda antara satu daerah dengan daerah lain.
2. Buttresses
Buttresses pada bangunan Romanesque umumnya berprofil persegi datar dan tidak terproyeksi di luar dinding. Pada bangunan gereja yang memiliki lorong/aisle, barrel vaults atau half-barrel vaults di sepanjang lorong membantu menopang bagian tengah bangunan.
3. Busur (Arches)
Arch yang digunakan hampir selalu berbentuk setengah lingkaran, dan dipergunakan pada bukaan (pintu dan jendela), pada vault dan arkade. Di atas pintu yang lebar biasanya terdapat semi circular arch, terkecuali jika di ambang pintu terdapat lintel dengan ukiran dekoratif.
Romanesque in Italy Modena Cathedral. 1099-1120 https://en.wikipedia.org/wiki/Modena_Cathedral
4. Arkade (Arcade)
Arkdace adalah deretan arch yang ditopang oleh pier atau kolom yang terdapat di interior gereja, memisahkan bagian nave dari aisle. Arkade juga terdapat di serambi dan atrium.
5. Pier
Pada arsitektur Romanesque, pier sering digunakan untuk mendukung arch. Pier dibuat dari batu, berbetuk kotak atau persegi panjang. Umumnya memiliki moulding horisontal membentuk capital pada awal arch. Kadang-kadang pier memiliki poros vertikal yang melekat padanya dan kadang memiliki moulding horisontal pada bagian base-nya.
Romanesque in Britain Durham Cathedral. Begun 1093 https://en.wikipedia.org/wiki/Durham_Cathedral
6. Kolom
Kolom adalah fitur struktural penting pada arsitektur Romanesque. Collonettes dan shaft merupakan bagian dari struktur bangunan sekaligus dekorasi. Di sebagian besar wilayah Eropa, kolom Romanesque berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan jendela- jendela kecil dan kadang kubah yang berat. Di sebagian besar wilayah Eropa, kolom Romanesque berbentuk masif karena mendukung dinding atas yang tebal dengan jendela-jendela kecil dan kadang kubah yang berat. Metode konstruksi yang paling umum adalah dengan membangunnya dari silinder batu yang disebut dengan drum. Bentuk capital-nya banyak diinspirasi dari gaya Corinthian.
7.Kubah dan Atap
Mayoritas bangunan memakai atap dari kayu dengan penopang sederhana berbentuk tie beam atau king post. Dalam kasus atap kasau terikat, kadang dilapisi dengan langit-langit kayu. Di bangunan gereja, biasanya lorongnya memiliki kubah dan atapnya dari kayu. Tipikal kubah Romanesque bisanya berdenah oktagonal dan menggunakan corner squinch untuk menerjemahkan bentuk persegi menjadi dasar segi delapan yang cocok.
Romanesque in France St Front, Périgueux. 1120
Sumber :https://commons.wikimedia.org/wiki/File:P%C3%A9rigueux_Saint-Front_(13).JPG
ARSITEKTUR GOTHIK
Arsitektur Gothik adalah gaya arsitektur yang berkembang selama periode Abad Pertengahan. Gaya ini berevolusi dari arsitektur Romanesque dan diteruskan oleh arsitektur Renaissance. Arsitektur Gothik berasal dari abad ke-12 sampai abad ke-16 di Perancis, sehingga arsitektur Gothic dikenal selama periode sebagai “Gaya Perancis” (Opus Francigenum).
Arsitektur Gothik dikenal diterapkan pada sebagian besar bangunan katedral, biara dan paroki gereja-gereja di Eropa. Pada perkembangannya gaya Gothik juga diterapkan pada arsitektur bangunan kastil, istana, balai kota, balai serikat, universitas terkemuka dan sampai sejauh kurang dan rumah pribadi. Gaya bangunan arsitektur gothik yang memiliki karakter kuat dan mampu menarik emosi tersebut dianggap sebagai karya seni yang tak ternilai dan tercatat dengan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia.
Abbey of St. Denis, Paris. 1140-1144
https://en.wikipedia.org/wiki/Basilica_of_St_Denis
Ciri utama Arsitektur Gothik adalah struktur bangunannya yang tinggi (vertical), lengkungan melancip, vault bertulang serta bukaan-bukaannya yang lebar. Bangunan gothic umumnya memiliki tinggi yang jauh melebihi skala manusia, karenanya pada masa itu Katedral atau biara gothic menjadi bangunan pencakar langit bila dibandingkan bangunan sekelilingnya. Sementara itu, Langit-langit bangunan gothic berbentuk busur yang meruncing disebabkan oleh keinginan masyarakat untuk menciptakan atap meruncing sebagai arsitektur vernakular Eropa. Hal ini dikarenakan tuntutan cuaca di Eropa pada musim dingin bersalju. Sementara itu, bukaan-bukaan yang lebar ditujukan dengan maksud membuat bangunan menjadi terang benderang. Pencahayaan pada bangunan gothik menjadi unsur yang diyakini dapat menambah keagungan dan unsur spiritual bagi manusia di dalamnya.
Notre-Dame de Reims (Our Lady of Rheims), keuskupan Rheims, France. 1211. https://en.wikipedia.org/wiki/Reims_Cathedral
Dalam sejarahnya, gereja ini adalah tempat penobatan raja-raja Perancis. Gereja ini mulai dibangun pada tahun 1211 di lokasi yang sama dengan gereja lama yang telah hancur terbakar. Notre-Dame de Rheims secara substansial lebih besar dari gereja terdahulu dengan mengakuisisi lahan di bagian barat.
Bagian nave(lorong) dibuat lebih panjang untuk menampung khalayak yang menghadiri penobatan raja.
Denah salib
Proporsi tinggi
Berjendela besar: pencerahan spiritual melalui cahaya dari jendela, yang berhias
Vault bertulang
Berlengkung lancip
Diperkuat flying battress yang anggun di luar
Di bagian luar penuh dihias patung-patung
ARSITEKTUR BAROQUE
Baroque sering dianggap sebagai periode seni dimana mempergunakan gerak yang berlebihan dan sangat jelas, mudah diinterpretasikan untuk menghasilkan drama, ketegangan, dan kegembiraan, baik di seni patung, lukisan, arsitektur, sastra, tari, teater dan musik. Era Baroque dimulai di akhir abad ke-16 di Italia dan menyebar ke sebagian besar Eropa. Kesuksesan dan popularitas gaya Baroque didorong oleh Gereja Katolik dan terkait langsung dengan counter-reformation, yaitu gerakan internal dalam Gereja Katolik yang mereformasi dirinya sebagai respon terhadap reformasi Protestan, yang dituangkan dalam Konsili Terente. Bangunan yang menandai transisi lengkap dari Mannerism ke Baroque adalah sebuah gereja yang dibangun oleh arsitek Vignola sebagai gereja induk bagi Serikat Jesuit di Roma tahun 1568, yaitu Church of the Gesu.
Giacomo della Porta's façade, precursor of Baroque, Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Church_of_the_Ges%C3%B9
Berseminya arsitektur Baroque terlihat pada Gereja St. Susanna di Roma. Bangunannya menekankan pada bentuk vertikal. Garis atap berat yang biasanya dipergunakan para arsitek renaissance sudah tidak ada. Dan bangunannya berakhir pada balustrade di atas suatu pediment.
Periode High Baroque (1625-1675) didominasi oleh tiga arsitek besar, yaitu
Gianlorenzo Bernini
Pietro da Cortona
Francesco Borromini
KESIMPULAN
Pada dasarnya perkembangan Arsitektur akan terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Perkembangan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Namun, bila dilihat dari perkembangan yang terjadi dari arsitektur Romanasque sampai Baroque, kebudayaan setempat lah yang menjadi faktor utama yang berdampak besar pada perkembangan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari Masa romanasque yang dikenal dengan masa dimana bangsa eropa sudah mulai melepaskan diri dari arsitektur Romawi dan mendasarkan pada arsitektur vernakuler Eropa yang masih sederhana. Lalu Masa Gothik yang dikenal sebagai penyempurnaan dari Romanasque yang tatanan denah dan bentuk globalnya sedikit lebih bebas. Dan diakhiri dengan Baroque yang memiliki kecenderungan untuk merias arsitektur dengan ornamen-ornamen. oleh karena itu, pelestarian budaya arsitektur harus dilakukan baik dalam bentuk literatur maupun dalam bentuk karya vernakular.
REFERENSI
Sutomo, Edi. 2010. ”Jejak Perkembangan Arsitektur Gothik”. http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/jejak-perkembangan-arsitektur-gothik/.
Diposkan pada 28 Juni 2010. – diakses pada 17 september 2017
en.wikipedia.org. Romanesque in Italy Modena Cathedral. 1099-1120 https://en.wikipedia.org/wiki/Modena_Cathedral – diakses pada 17 september 2017.
en.wikipedia.org. Romanesque in Britain Durham Cathedral. Begun 1093 https://en.wikipedia.org/wiki/Durham_Cathedral – diakses pada 17 september 2017.
wikimedia.org. Romanesque in France St Front, Périgueux. 1120 https://commons.wikimedia.org/wiki/File:P%C3%A9rigueux_Saint-Front_(13).JPG – diakses pada 17 september 2017.
es.wikipedia,org. St Front, Périgueux’s plan
https://es.wikipedia.org/wiki/Catedral_de_P%C3%A9rigueux – diakses pada 17 september
2017.
en.wikipedia.org. Abbey of St. Denis, Paris. 1140-1144
https://en.wikipedia.org/wiki/Basilica_of_St_Denis – diakses pada 17 september 2017
Amzma. 2012. ”Arsitektur Baroque Akhir Abad 16M – Pertengahan Abad 18M”.
https://atpic.wordpress.com/2011/03/02/arsitektur-baroque-akhir-abad-16m-pertengahan- abad-18m/ Diposkan pada 17 September 2012 – diakses pada 17 september 2017